Laman

Jumat, 24 Desember 2010

Pameran Ca'ang XV "profeSHe"


Dalam rangka menyelsaikan tahap akhir pendidikannya, calon anggota (ca'ang) Kaphac 32 angkatan XV mengadakan pameran foto yang berjudul 'profeSHe' di ruang 2-4 kampus IISIP Jakarta.

Dalam pameran ini 10 orang caang memotret mengenai kehidupan seorang laki-laki maupun wanita yang mempunyai profesi unik. Masing-masing calon anggota memamerkan hasil haryanya dalam bentuk foto essay mengenai profesi seseorang itu, mulai dari pesepakbola muda hingga dalang.

Pameran ini sendiri dibuka pada 20 Desember pada pukul 1 siang waktu setempat, dan diselenggarakan selama 5 hari, dimana penutupan diisi oleh aksi dari Kuda Lumping yang menjadi objek foto salah satu ca'ang.

Selasa, 02 November 2010

Penutupan Pameran "Relief of Jogja" Dengan Aksi Bakar Lilin

Pameran foto "Relief of Jogja" yang berlangsung seminggu akhirnya ditutup juga pada Sabtu (29/10). Namun penutupan pameran tidak dibuat meriah, tapi kali ini lebih khusyuk.
Penutupan pameran Kaphac 32 kali ini lebih khusyuk, sehubungan dengan adanya bencana meletusnya Gunung Merapi di wilayah Jogajakarta, yang dimana notabane merupakan tempat kami berburu foto dalam pameran ini.
Oleh sebab itu panitia memutuskan untuk menutup pameran dengan aksi menyalakan lilin dan doa bersama, sekaligus membuka donasi untuk para korban bencana. Berikut foto-foto yang didokumentasikan.
Bagi yang ingin melihat foto lainnya, bisa dilihat loh di okezone.com, klik aja linknya.


Acara dibuka dengan pembacaan puisi tentang bencana alam di tanah Jogja dari salah satu anggota Teater Kinasih, Birgitta Ajeng D.P















Suasana pembacaan doa bersama untuk para korban bencana merapi




Lilin dijejerkan disepanjang foto yang diletakkan sebagai simbol duka untuk Jogjakarta.

foto oleh Harko Sutiono (Angkatan XIV)

Workshop Kamera Lubang Jarum

Dalam rangkaian pameran foto "Relief of Jogja", panitia pameraan Kaphac 32 bekerjasama dengan Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJI) mengadakan worshop Kamera Lubang Jarum, pada Kamis (28/10), siang hari.
Berikut bebera foto dokumentasi kegiatan workhsop tersebut.

Seorang anggota KLJI yang sedang menjelaskan kepada para peserta worskhop mengenai bagaimana membuat Kamera Lubang Jarum, mnggunakannya, dan kemudian mencetaknya.















Para peserta workshop memamerkan kamera lubang jarum buatannya (kiri), dan juga memperlihatkan hasil jepretannya dengan kamera lubang jarum yang telah dibuatnya (kanan).




Seluruh peserta workhop berforo bersama dengan panitia pameran Kaphac 32 dan KLJI

foto oleh Fabian Januarius Kuwado (Angkatan XIII)

Jumat, 29 Oktober 2010

Foto-foto ekslusif pembukaan pameran foto "Relief of Jogja"

Pembukaan pameran foto "Relief of Jogja" dihadiri hampir sekitar 400 orang. Banyaknya jumlah pengunjung tersebut seolah membuktikan pameran foto yang digelar oleh Kaphac 32 bisa mendapat perhatian yang tinggi dari berbagai kumpulan orang tersebut, mulai dari pecinta fotografi, klub fotografi, orang awam, hingga turis yang menyempatkan datang.
Bagi yang tidak sempat menghadiri meriahnya pembukaan pameran, berikut kami tampilkan beberapa foto yang mungkin anda dapat merasakan serunya acara tersebut.


Pertunjukkan dari Teater Kinasih mengawali acara pembukaan



Acara dilanjutkan dengan Tariaan Tradisonal Jawa jelang diresmikannya pembukaan pameran foto Relief of Jogja
















Sebelum diresmikan, pak Sugeng (kiri) sebagai perwakilan dari pihak kampus IISIP, memberikan sedikit pengantar, untuk kemudian dianjutkan oleh ketua pameran, Fabian J.K (kanan).








Suasana pameran yang telah dibuka secara resmi, sekitar 400 orang menghadiri pameran yang diadakan di ruah kaca ini, secara berkala mereka bergantian masuk dan saling berbincang















Antrian panjang para pengunjung yang hendak memasuki rumah kaca untuk menyaksikan pameran



Kamis, 28 Oktober 2010

Pameran Foto Kebudayaan Jogjakarta di Menteng


Unit Kegiatan mahasiswa Kampus Tercinta Photography Club 32 (UKM KAPHAC 32)
menyelenggarakan pameran foto bertemakan kebudayaan dengan judul "Relief of
Jogja" di rumah kaca Taman Menteng, Jakarta pusat, sejak Sabtu, (23/10/10).

Tema kebudayaan diangkat sebagai sebuah kesadaran akan pentingnya
melestarikan kebudayaan Indonesia. Hal tersebut yang dikatakan ketua pameran
Fabian Januarius Kuwado di sela-sela pembukaan pameran foto. "Saat ini
generasi zaman sekarang tampak kurang pengetahuan tentang kebudayaan lokal,
padahal kebudayaan Indonesia sarat nilai-nilai kehidupan lho", ujar Fabian.

Jogjakarta dipilih sebagai obyek pameran foto karena masyarakat Jogjakarta
dikenal masih menjaga kebudayaan asli daerahnya dan mereka pun dikenal masih
dekat dengan alam dimana mereka tinggal ditengah derasnya modernisasi.
Artinya, nilai-nilai kearifan lokal mampu berjalan harmonis dengan
perkembangan zaman.

Pada acara pembukaan, digelar pementasan teater kebudayaan, teater Kinasih
dan tarian tradisional Jogjakarta dari Sanggar Buwono Laras. Pada
tanggal 28 oktober diadakan workshop kamera lubang jarum bekerja
sama dengan Kamera Lubang Jarum Indonesia (KLJI).

Antusiasme masyarakat sangat besar, hal ini bisa dilihat dari jumlah
pengunjung yang datang sejak pembukaan mencapai 500 orang. Foto-foto
tersebut merupakan hasil kurasi dua kurator, Don Hasman(fotografer
petualang) dan Setyo Bagyo(fotografer senior). 66 karya dipamerkan dari 20
fotografer hingga tanggal 29 oktober 2010.

Jumat, 15 Oktober 2010

Pameran Foto "Relief of Jogja" (Kaphac 32)


Setiap Tahun, Kaphac 32 hampir selalu mengadakan pameran, mulai dari pameran calon anggota, dan pameran dari seluruh anggota, yang dapat diaktakan merupakan pameran utama dari organisasi yang berbasis fotografi ini.
Pada tahun ini, Kaphac 32 akan menggelar pameran berjudul "Relief of Jogja", dilihat dari judulnya mungkin kita semuasudah tahu, pameran foto ini mengenai kota Jogjakarta, dalam foto-foto yang akan dipamerkan nanti, lebih dikhusukan pada kebudayaan. Kebudayaan Jojja itulah yang menjadi tema kami dalam membuat pameran kali ini.
Acara ini sendiri akan diadakan di Taman Menteng, tepat di Rumah Kaca di taman tersebut. Pembukaan pada 23 Oktober 2010 pukul 18.30, dengan diadakan berbagai acara diantaranya performance dari Teater Kinasih dan Tarian Tradisional. Pameran ini diadakan selama seminggu, hingga tanggal 29 Oktober. Jadi jangan lewatkan!

Selasa, 03 Agustus 2010

Kopi Aroma, Pertahankan Cara Tradisional Untuk Cita Rasa



Foto dan Teks oleh: Handika Rizki R.


“Permisi pak, kalau pabrik kopi Aroma yang ada di Jalan Banceuy ini ada di sebelah mana ya?”, tanyaku, dengan gelengan kepalanya, seorang bapak tersebut menjawab, wah nggak tahu tuh mas. Belum banyak memang masyarakat luas, khususnya masyarakat Bandung yang mengetahui pabrik kopi ini karena penampilan gedungnya yang terlihat kusam dan tua, alat-alatnya pun masih menggunakan mesin-mesin tua tahun 1930-an yang sangat tradisional, diantaranya memakai kayu sebagai bahan bakar. Berbeda dengan pabrik kopi pada umumnya, kopi yang diproduksi terlebih dahulu melewati proses penyimpanan selama 5 sampai 8 tahun, waktu yang cukup lama bukan?. Pemilik pabrik kopi Aroma, Widya Pratama mengatakan, hal ini dilakukan untuk menghilangkan kadar asamnya dan menajamkan aroma kopi.“Dengan begitu, kami tak perlu menambahkan bahan kimia dan berbagai essens. Hal inilah yang membedakannya dengan kopi yang ada di pasaran. Kadar asam dan bahan kimia kopi Aroma lebih rendah, sehingga tak memicu kita untuk buang air kecil setelah meminumnya. Inilah bedanya dengan kopi yang beredar di pasaran saat ini. Diminum saat pagi pun aman, tidak akan menimbulkan sakit perut atau sembelit,” ujar Widya yang juga menjadi Dosen di fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung. Kopi Aroma menawarkan 2 jenis kopi, Arabika dan Robusta. Perbedaan keduanya terletak pada khasiatnya, jika Arabika beguna untuk merilekskan badan, sedangkan Robusta untuk meningkatkan vitalitas, membuat melek sepanjang malam dan terutama untuk meningkatkan gairah seks. Selain terdapat mesin-mesin, dalam ruang pemroses kopi juga terdapat tiga buah sepeda yang diletakkan diatas, widya beralasan, sepeda itu merupakan warisan dari ayah saya yang mendirikan pabrik ini pada 1930, dulu beliau membangun pabrik ini dengan menggunakan sepeda itu sebagai alat transportasi, sengaja saya letakkan diatas agar saya selalu ingat perjuangannya, sehingga selalu memotivasi saya.

Senin, 02 Agustus 2010

Memotret di Alam Bebas (Gunung Hutan)





Setelah sempat tidak aktif selama 2 bulan karena tidak ada ide baru, akhirnya blog Kaphac 32 aktif kembali dengan rubrik-rubrik baru, antara lain foto essay dan artikel fotografi.


Oleh: Handika Rizki R.
Dimanapun kita memotret, pasti memiliki kesulitan tersendiri. Salah satu hal yang cukup sulit adalah ketika kita memotret di alam bebas khususnya di daerah Gunung Hutan. Faktor medan yang berat dan cuaca, menjadi salah satu tantangan yang harus dilewati setiap fotografer. Belum lagi dengan bahan logistik dan berbagai macam peralatan lain yang harus dibawa. Karena kondisi tubuh mengalami kelelahan setelah berjalan cukup jauh dan membawa beban berat, sehingga saat kita ingin memotret, telah kehabisan tenaga dan akhirnya dapat berpengaruh pada teknis foto. Faktor ini juga yang membuat kita malas memotret, bahkan juga malas mengeluarkan kamera. Berikut adalah tips memotret di daerah gunung hutan,
1. Menyewa jasa angkut (Porter), salah satu cara menjaga tubuh kita agar tak mudah lelah adalah dengan menggunakan jasa porter, biaya per harinya beragam, dari Rp 100.000/hari hingga Rp. 200.000/hari, biasanya setiap porter membedakan tarif bagi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara.
2. Bawalah peralatan fotografi sesuai dengan kebutuhan, Jika kita membawa peralatan yang sekiranya tidak dibutuhkan, itu hanya menambah beban bawaan kita. Disinilah letak kejelian kita. Semakin sering kita memotret di alam bebas, semakin terlatih pula diri kita dalam memilih peralatan yang akan dibawa.
3. Menguasai tehnik petualangan alam bebas, selain menguasai teknik fotografi, kita juga harus mengerti teknik dasar gunung hutan, mulai dari perbekalan sampai persiapan fisik dan mental yang matang merupakan salah satu faktor yang terpenting.
4. Sabar dalam menunggu momen, Hal inilah yang menurut saya paling sulit, karena kita tidak akan dapat “membaca” alam, kapan akan turun hujan dan kapan akan panas, bisa saja, waktu kita akan memotret tiba-tiba hujan turun, dan pada saat kita istirahat, cuaca cerah. Maka, rajin-rajinlah bangun pagi dan menunggu momen yang tepat untuk memotret. Memang hal ini sangat membosankan, cobalah anda tunggu sambil mendengarkan mp3.
5. Jangan malas untuk mencari angle (sudut pandang), udara yang dingin atau panas membuat kita malas untuk berjalan sekedar untuk mencari angle yang baik, terkadang angle yang bagus ada di tempat yang tidak kita coba, Pernah saya memiliki kasus yang sama, pada saat saya memotret di Gunung Semeru, saya sangat malas untuk mencari angle, alhasil saya baru sadar dan menyesal saat saya melihat foto di sebuah majalah dengan tempat yang sama, namun angle-nya berbeda.
6. Memotret kehidupan masyarakat sekitar pegunungan. Memotret masyarakat setempat memiliki keunikan tersendiri karena biasanya masyarakat sekitar memiliki suatu adat istiadat yang belum pernah kita jumpai sebelumnya.
7. Jagalah peralatan anda baik-baik. Daerah pegunungan umumnya memiliki cuaca yang sangat ekstrim, maka jagalah peralatan fotografi anda, terutama kamera dan lensa yang dapat lembab karena cuaca yang dingin.

Minggu, 25 April 2010

Cantiknya Wanita Indonesia

Fotografer: Muhammad Rizki Haerullah
Judul Foto: Cantiknya Wanita Indonesia

Keterangan Foto: Wulansari Juliani (20), salah satu finalis Gadis Femina 2010 sedang memperagakan busana batik di Auditorium Kampus Bina Nusantara, Jakarta Barat.

Angkatan: XIII

Minggu, 18 April 2010

Perayaan Natal 2009



Fotogarfer : Nizar Ramadika
Judul Foto : Perayaan Natal 2009

Keterangan Foto : “Saya Bersyukur masih bisa merayakan hari yang suci ini.” Seorang wanita tua sedang memperingati hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 desember 2009, di Gereja Katedral Jakarta Pusat. Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325-354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang sebelumnya juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal).

Angkatan: XIII

Sabtu, 10 April 2010

Retno Mengajar Tari



Fotografer : Handika Rizki R.
Judul Foto : Retno Mengajar Tari

Keterangan Foto : Maestro tari Jawa Klasik, Retno Maruti, sedang mengajar tari di IKJ (Institut Kesenian Jakarta), (20/12/2009). Banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia, membuat tari Jawa Klasik semakin tak diminati para remaja.

Angkatan : XIII (13)

Ruang Fotografi Kaphac (RFK)

Mulai 11 April 2010, Blog Kaphac 32 memberikan kesempatan kepada seluruh anggota Kaphac 32 untuk memajang fotonya pada rubrik "Ruang Fotografi Kaphac" (RFK).Pada tahap selanjutnya, tema foto akan berubah setiap bulannya, pada bulan pertama (April), RFK memberikan tema "Perempuan". Kirimkan foto anda ke kaphac32motret@yahoo.com, dengan sisi terpanjang 1500 piksel, sertakan nama fotografer, data teknis foto dan keterangan foto seperti judul foto, tempat memotret, tanggal memotret, atau caption foto .Olah digital hanya diperbolehkan sebatas Cropping, Brightness, Contrast dan BW (Black and White)

Foto yang terpilih sebagai pemenang di setiap bulannya akan dipamerkan di mading Kaphac 32 (di kampus)selama 1 bulan.

Para anggota juga dapat saling mengomentari foto, sebagai bagian dari proses pembelajaran. Semoga dengan adanya rubrik ini, dapat meningkatkan kualitas memotret para anggota Kaphac 32.

Batas terakhir pengumpulan Foto tanggal 30 April 2010, pukul 20.00 WIB

Sejarah Berdirinya KAPHAC 32


Kaphac 32 (Kampus Tercinta Photography Club) adalah sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang terdapat di IISIP Jakarta, Jika melihat ke sejarah awal berdirinya, Kaphac lahir dari sekedar sharing masalah fotografi dan transaksi jual beli lensa dan kamera antar mahasiswa IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Jakarta.

Sebenarnya ide ini telah muncul sejak IISIP masih bernama STP (Sekolah Tinggi Publisistik), namun baru terealisasikan pada era 90-an. Adalah Yosha, Ary Gumilar, Peter Julio, Eka Adi Prasetya, Rimmy Boy, Buyung Sikumbang, Dedi P yang menjadi pemrakarsa berdirinya Kaphac 32.

Kemudian, tujuh pendiri itu mengundang mahasiswa IISIP lainnya yang juga memiliki hobi yang sama untuk bergabung, mereka adalah, Sukmo Wibowo, Fajar Tri Hendratmo, Samsu Budiman, Febri Setiono, Citra Sari, Budipranoto, Anto, Rianzi, M Musriwijaya, Achmad Ramadhan, Lito, Murtopo, Adeson Kelana, Mangasi HP, Agus S, Deblot, Antique, Almuhadi, Andi R, Sudarmendra, M Guntur, Waris Purnomo, Heri Bambang S,dan Sandi S.

Rapat awal pembentukan diadakan pada 14 Oktober 1996 diruang Senat/ BPM KM-IISIP Jakarta dan diputuskan nama organisasi yaitu KAPHAC yang memiliki kepanjangan Kampus Tercinta Photography Amatir Club, selanjutnya kata “amatir” dihapus menjadi Kampus Tercinta Photography Club dan ditambah angka “32”, sehingga menjadi KAPHAC 32.

Setelah itu, dilanjutkan dengan rapat-rapat KAPHAC 32 yang diadakan setiap hari Senin sampai dengan diadakannya musyawarah besar (Mubes) KAPHAC 32 yang pertama pada Rabu, 14 Desember 1996 untuk merumuskan dan menghasilkan AD/ART 1996 KAPHAC 32, Mubes tersebut diikuti 26 anggota. Selain menghasilkan AD/ART, dalam Mubes juga terpilih ketua kepengurusan pertama, yaitu Eka Adi Prasetya.

Keputusan akhir, KAPHAC 32 berdiri sebagai wadah UKM Fotografi Senat KM-IISIP Jakarta dengan surat keputusan dari Senat nomor 002/SK/Senat KM-IISP-Dept. Seni/XII/1996 dan pada pelantikan organisasi dan pengurus periode I KAPHAC 32 di acara Pameran Hasil Lomba Foto "Hitam Putih Pemuda" hari ketiga, diputuskan 18 November 1996 sebagai hari lahir KAPHAC 32.

Jumat, 09 April 2010

Aturan Untuk Berkomentar

Karena ada beberapa masalah ketika memberikan komentar, maka untuk memberikan komentar pada posting di blog ini diharuskan mencantumkan nama anggota, supaya semuanya juga bisa lebih jelas, kalau bisa juga memberikan URL pribadi, kalau tidak ada juga tidak apa-apa.
Sebenarnya ini bagi yang tidak mempunyai akun Google, kalau sudah ada yang punya akun Google, tidak usah mengikuti langkah ini, cukup sign ini dengan akun Google anda dan langusng bisa berkomentar

Ini sedikit aturan dalam berkomentar (bagi yang tidak mempunyai akun Google)
PILIH BERI KOMENTAR SEBAGAI NAMA/URL
















Langkah berikutnya adalah tinggal memasukkan nama saja, dan diwajibkan untuk mencantumkan nama lengkap anggota, seperti gambar di bawah ini.















Setelah itu tinggal mengetik komentar dan setelah selesai menulis komentar langsung saja klik POSKAN KOMENTAR. Selesai. Mudah kan?

Ikuti terus perkembangan Kaphac 32 dan seputar dunia fotografi di blog ini.
Salam Kaphac.

Selasa, 06 April 2010

Musyawarah Besar 2010

Pada tanggal 20 Maret lalu, Kaphac 32 mengadakan musyawarah besar (mubes) di kampus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Jakarta.

Banyak anggota yang menghadiri rapat tahunan tersebut, dan semoga pada kesempatan-kesempatan berikutnya lebih banyak anggota yang dapat hadir.

Mubes dipimpin oleh Bima dari angkatan XIV, dan mubes sendiri berjaan cukup lama, dari sekitar pukul 4 sore hingga jam 8 malam. Dalam mubes tersebut membahas kinerja para pengurus Kaphac periode sebelumnyan dan tentu saja pemilihan ketua baru.

Dalam proses pemilihan tersebut beberapa anggota dicalonkan, diantaranya Muhammad Rizki Harullah, Fabian Januarius Kuwado, dan Yavet Ola Masan yang ketiganya berasal dari angkatan XIII. Denagn sistem voting ketiga orang tersebut menjadi calon terkuat.

Akhirya terpilih ketua Kaphac yang baru untuk menggantikan ketua sebelumnya, Rara Peni Asih. Ialah Muhammad Rizki Haerullah dari angkatan XIII yang mendapat kepercayaan dari rekan-rekannya untuk memimpin organisasi fotografi ini.

Berikut beberapa foto kemeriahan yang terjadi pada saat mubes. (klik pada foto untuk melihat ukuran yang lebih besar)























Dan ini dia ketua Kaphac yang baru.













Foto oleh Ardi Praseno (XIV)

Kamis, 01 April 2010

Blog Kaphac 32


TEPAT tanggal 1 April 2010 kemarin, blog Kampus Tercinta Photography Club 32 atau yang lebih dikenal dengan Kaphac 32 diluncurkan.


Blog ini dibuat sebagai wadah untuk para anggota Kaphac 32 yang ingin mengetahui perkembangan terbaru organisasi tercintanya ini. Selain itu blog ini juga dimaksudkan bagi para anggota yang ingin memperlihatkan karyanya kepada anggota lainnya, sehingga dapat didiskusikan bersama-sama dan saling memberikan ilmu dalam bidang fotografi.


Yang tidak kalah penting lainnya adalah tempat ini juga digunakan untuk mempererat hubungan antar semua anggota. Salam Kaphac 32.